Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
PTK memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.javascript:void(0)
Masalah berawal dari guru
2.
Tujuannya memperbaiki pembelajaran
3.
Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
4.
Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
5.
Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.
Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK ?
1.
Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya
2.
Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
3.
Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya
4.
Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik
5.
Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
Apa manfaat PTK bagi guru?
1.
Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran
2.
Meningkatkan profesionalitas guru
3.
Meningkatkan rasa percaya diri guru
4.
Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
PTK sebagai salah satu metode penelitian terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:
1.
Validitasnya yang masih sering disangsikan
2.
Tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas
3.
Peran guru yang bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering membuat sangat repot.
PTK dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa. Langkah menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan refleksi.
Keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan melakukan tindakan perbaikan, mengamati, dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua.
Bagaimana Merencanakan PTK?
Tahap perencanaan PTK terdiri atas mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan.
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah
Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang bersifat pengelolaan kelas, maupun yang bersifat instruksional. Meskipun banyak masalah, ada kalanya guru tidak sadar kalau dia mempunyai masalah. Atau masalah yang dirasakan guru kemungkinan masih kabur sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, supervisor perlu mendorong guru menemukan masalah atau dapat juga guru memulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut. Untuk melakukan hal ini, guru dapat merenungkan kembali apa yang telah dilakukan. Jika guru rajin membuat catatan pada akhir setiap pembelajaran yang dikelola-nya, maka ia akan dengan mudah menemukan masalah yang dicarinya. Atau agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.
Contoh : permasalahan yang dihadapi oleh Pak Anton, yaitu rendahnya motivasi sebagian besar siswa untuk menjawab pertanyaan atau siswa sering tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2.
Menganalisis dan merumuskan masalah
Sebenarnya secara tidak sadar guru telah melakukan PTK, yakni ketika guru melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan tindak lanjutnya. Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah ini perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Untuk mengetahui penyebabnya, masalah ini harus dianalisis, dengan mengacu kepada teori dan pengalaman yang relevan.
Misalnya, untuk menganalisis penyebab permasalahan yang dihadapi oleh Pak Anton, guru dapat mengacu kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah rumusan pertanyaan yang dibuat guru cukup jelas dan singkat ?
2. Apakah guru memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab ?
Jika setelah dianalisis, kedua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus dicari penyebab lainnya, misal : apakah penjelasan guru cukup jelas bagi siswa, apakah bahasa yang digunakan guru mudah dipahami, dan apakah ketika menjelaskan guru memberikan contoh-contoh.
Jika umpamanya kedua pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kita sudah dapat jawaban sementara, yaitu penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru adalah karena pertanyaan yang diajukan guru tidak jelas dan sering panjang dan berbelit-belit, serta guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka guru dapat merencanakan tindakan perbaikan, yaitu dengan menyusun pertanyaan tersebut secara cermat, serta berusaha memberikan waktu untuk berpikir sebelum
meminta siswa menjawab pertanyaan.
1.
Merencanakan tindakan perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah (juga mencakup penyebab timbulnya masalah), guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan perkataan lain, dalam langkah ini, guru merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk merancang suatu tindakan perbaikan, guru dapat :
(1) mengacu kepada teori yang relevan,
(2) bertanya kepada ahli terkait, dan
(3) berkonsultasi dengan supervisor.
Ahli terkait mungkin ahli pembelajaran, mungkin pula ahli bidang studi atau pembelajaran bidang studi. Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.
Mari kita ambil kasus Pak Anton, yaitu masalah pertanyan guru yang tidak terjawab oleh siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau panjang dan kurang jelas. Di samping itu, guru sering langsung meminta jawaban setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang langsung mengarahkan pertanyaan ini pada siswa tertentu, sehigga siswa yang lain tidak memperhatikan pertanyaan tersebut. Akibatnya, hampir selalu pertanyaan tidak terjawab dan Pak Anton sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan pertanyaan tersebut.
Dari hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan Pak Anton yang tidak terjawab adalah:
* Pertanyaan Pak Anton terlampau panjang dan tidak jelas
* Pak Anton tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan
* Pak Anton sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk kepada siswa tertentu.
Apabila dikaji secara cermat ternyata ketiga penyebab tersebut berkaitan dengan pembelajaran, dalam hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya.
Oleh karena itu, tindakan perbaikan yang harus dilakukan guru adalah meningkatkan keterampilan bertanya. Tindakan perbaikan ini kita cantumkan dalam rencana pembelajaran yang kita gunakan dalam mengajar. Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah bahwa PTK dilakukan dalam pembelajaran biasa, tidak ada kelas khusus untuk melakukan PTK karena pada hakikatnya PTK dilakukan oleh guru sendiri di kelasnya sendiri.
PTK memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.javascript:void(0)
Masalah berawal dari guru
2.
Tujuannya memperbaiki pembelajaran
3.
Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
4.
Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
5.
Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.
Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK ?
1.
Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya
2.
Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
3.
Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya
4.
Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik
5.
Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
Apa manfaat PTK bagi guru?
1.
Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran
2.
Meningkatkan profesionalitas guru
3.
Meningkatkan rasa percaya diri guru
4.
Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
PTK sebagai salah satu metode penelitian terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:
1.
Validitasnya yang masih sering disangsikan
2.
Tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas
3.
Peran guru yang bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering membuat sangat repot.
PTK dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa. Langkah menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan refleksi.
Keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan melakukan tindakan perbaikan, mengamati, dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua.
Bagaimana Merencanakan PTK?
Tahap perencanaan PTK terdiri atas mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan.
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah
Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang bersifat pengelolaan kelas, maupun yang bersifat instruksional. Meskipun banyak masalah, ada kalanya guru tidak sadar kalau dia mempunyai masalah. Atau masalah yang dirasakan guru kemungkinan masih kabur sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, supervisor perlu mendorong guru menemukan masalah atau dapat juga guru memulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut. Untuk melakukan hal ini, guru dapat merenungkan kembali apa yang telah dilakukan. Jika guru rajin membuat catatan pada akhir setiap pembelajaran yang dikelola-nya, maka ia akan dengan mudah menemukan masalah yang dicarinya. Atau agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.
Contoh : permasalahan yang dihadapi oleh Pak Anton, yaitu rendahnya motivasi sebagian besar siswa untuk menjawab pertanyaan atau siswa sering tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2.
Menganalisis dan merumuskan masalah
Sebenarnya secara tidak sadar guru telah melakukan PTK, yakni ketika guru melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan tindak lanjutnya. Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah ini perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Untuk mengetahui penyebabnya, masalah ini harus dianalisis, dengan mengacu kepada teori dan pengalaman yang relevan.
Misalnya, untuk menganalisis penyebab permasalahan yang dihadapi oleh Pak Anton, guru dapat mengacu kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah rumusan pertanyaan yang dibuat guru cukup jelas dan singkat ?
2. Apakah guru memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab ?
Jika setelah dianalisis, kedua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus dicari penyebab lainnya, misal : apakah penjelasan guru cukup jelas bagi siswa, apakah bahasa yang digunakan guru mudah dipahami, dan apakah ketika menjelaskan guru memberikan contoh-contoh.
Jika umpamanya kedua pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kita sudah dapat jawaban sementara, yaitu penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru adalah karena pertanyaan yang diajukan guru tidak jelas dan sering panjang dan berbelit-belit, serta guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka guru dapat merencanakan tindakan perbaikan, yaitu dengan menyusun pertanyaan tersebut secara cermat, serta berusaha memberikan waktu untuk berpikir sebelum
meminta siswa menjawab pertanyaan.
1.
Merencanakan tindakan perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah (juga mencakup penyebab timbulnya masalah), guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan perkataan lain, dalam langkah ini, guru merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk merancang suatu tindakan perbaikan, guru dapat :
(1) mengacu kepada teori yang relevan,
(2) bertanya kepada ahli terkait, dan
(3) berkonsultasi dengan supervisor.
Ahli terkait mungkin ahli pembelajaran, mungkin pula ahli bidang studi atau pembelajaran bidang studi. Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.
Mari kita ambil kasus Pak Anton, yaitu masalah pertanyan guru yang tidak terjawab oleh siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau panjang dan kurang jelas. Di samping itu, guru sering langsung meminta jawaban setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang langsung mengarahkan pertanyaan ini pada siswa tertentu, sehigga siswa yang lain tidak memperhatikan pertanyaan tersebut. Akibatnya, hampir selalu pertanyaan tidak terjawab dan Pak Anton sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan pertanyaan tersebut.
Dari hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan Pak Anton yang tidak terjawab adalah:
* Pertanyaan Pak Anton terlampau panjang dan tidak jelas
* Pak Anton tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan
* Pak Anton sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk kepada siswa tertentu.
Apabila dikaji secara cermat ternyata ketiga penyebab tersebut berkaitan dengan pembelajaran, dalam hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya.
Oleh karena itu, tindakan perbaikan yang harus dilakukan guru adalah meningkatkan keterampilan bertanya. Tindakan perbaikan ini kita cantumkan dalam rencana pembelajaran yang kita gunakan dalam mengajar. Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah bahwa PTK dilakukan dalam pembelajaran biasa, tidak ada kelas khusus untuk melakukan PTK karena pada hakikatnya PTK dilakukan oleh guru sendiri di kelasnya sendiri.
No comments:
Post a Comment
Berikan Opini Anda tentang Topik ini